Semarang, 8 Juli 2025 – Semangat pengabdian kembali digaungkan dalam suasana penuh antusias di Gedung Aula 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, tempat berlangsungnya kegiatan Pembekalan dan Pelepasan Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT) ke-20. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh posko KKN, termasuk Tim Posko 110, yang mengutus lima anggotanya yakni Kathon Bagas Pangestu, M. Nauval Fitri Ansyah, Najwa Amalia Husna, Yusril Saputra, dan Attiya Nur Maulida untuk mengikuti agenda penting tersebut.
Pembekalan ini merupakan momen krusial dalam rangkaian persiapan mahasiswa sebelum diterjunkan secara resmi ke desa-desa di Kabupaten Semarang. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan laporan pelaksanaan KKN MIT ke-20 oleh Badan Pelaksana KKN LP2M, serta sambutan dan pelepasan secara simbolis oleh Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa KKN adalah bentuk nyata pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, serta ruang aktualisasi nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan kemanusiaan secara kontekstual.
Rangkaian pembekalan dilanjutkan dengan sesi materi inti yang dimoderatori oleh Abdul Malik, M.Si., Staf Ahli LP2M. Materi pertama disampaikan oleh pihak Bagian Kesra Kabupaten Semarang, yang memaparkan visi dan misi Kabupaten Semarang serta strategi penguatan kolaborasi antara mahasiswa KKN dan pemerintah lokal. Materi kedua menyoroti peran KKN dalam pencegahan stunting dan penguatan moderasi beragama, yang menjadi bagian dari isu prioritas daerah.
Sesi dilanjutkan dengan Materi Ketiga bertema “Membangun Kesadaran Gender: Dasar-Dasar Responsif Gender dalam Pelaksanaan KKN di Masyarakat”, yang disampaikan oleh Titik Rahmawati, M.Ag., selaku Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M. Dalam paparannya, mahasiswa diajak untuk memahami pentingnya pendekatan sensitif gender dalam merancang dan melaksanakan program kerja yang inklusif dan adil.
Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan istighosah bersama yang dipimpin oleh panitia dari LP2M, sebagai bentuk spiritualisasi niat dan harapan agar pelaksanaan KKN berjalan lancar, penuh keberkahan, dan membawa manfaat luas bagi masyarakat.
“Pembekalan ini sangat penting bagi kami sebagai tim, karena tidak hanya membekali secara teknis, tapi juga membuka pandangan kami tentang tanggung jawab sosial, etika gender, dan sensitivitas lokal yang harus dijaga di masyarakat nanti,” ungkap Kathon Bagas Pangestu, perwakilan dari Tim Posko 110.
Dengan bekal pengetahuan teknis, nilai-nilai pengabdian, serta semangat kolaborasi yang diperoleh dari pembekalan ini, Tim Posko 110 menyatakan kesiapan penuh untuk terjun langsung mengabdi di Desa Gebugan, Kecamatan Bergas, dan menjalankan amanah KKN MIT ke-20 selama 45 hari ke depan.
Posting Komentar