Hangatnya Wawancara, Dalamnya Harapan Dusun Lempuyangan: Cerita Tim Posko 110 dari Dusun Tertinggi Gebugan



Penulis: Muhammad Ferdy Irmawan

Semarang, 10 Juli 2025 – Tim KKN MIT Posko 110 kembali melanjutkan langkah pengabdian mereka dengan melaksanakan Survey Posko Tahap Kedua di Desa Gebugan, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Berbeda dengan survei awal yang berfokus pada penyerahan surat izin dan observasi umum lokasi, agenda kali ini difokuskan pada pemantapan program kerja serta koordinasi lanjutan dengan pihak desa, termasuk pendekatan langsung kepada masyarakat di dusun tempat posko akan menetap.

Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Juli 2025 dengan agenda utama melakukan sowan dan wawancara mendalam ke Dusun Lempuyangan, salah satu dusun tertinggi dan paling pojok di Desa Gebugan, yang terletak di atas lereng Gunung Ungaran. Dusun ini dikenal sebagai wilayah yang terpencil dan relatif tertinggal jika dibandingkan dengan dusun-dusun lain yang berada di pusat pemerintahan desa. Aksesnya cukup menantang dan kondisi geografisnya berada di kawasan berkontur tajam.

Rombongan Tim Posko 110 lengkap 15 mahasiswa tiba di Dusun Lempuyangan dan langsung disambut dengan hangat oleh Kepala Dusun Lempuyangan, Bapak Yanto, yang menerima para mahasiswa dengan sikap terbuka dan penuh keakraban. Agenda wawancara dimulai pukul 10.15 WIB dan berlangsung hingga 12.30 WIB. Dalam sesi tersebut, Bapak Yanto memaparkan berbagai informasi penting mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Beliau menjelaskan bahwa Dusun Lempuyangan terdiri dari dua RW, dan masing-masing RW memiliki tiga RT. Mayoritas warga menggantungkan penghasilan dari hasil perkebunan, terutama komoditas cengkeh, teh, dan kopi yang ditanam di lahan lereng. Akses dan keterjangkauan layanan umum masih menjadi tantangan utama yang membuat wilayah ini terbilang kurang tersentuh pembangunan jika dibandingkan dengan pusat desa.


Dalam wawancara tersebut, Bapak Yanto juga menyampaikan harapannya kepada mahasiswa agar fokus program kerja KKN diarahkan ke Dusun Lempuyangan. Menurutnya, masyarakat di sini sangat membutuhkan sentuhan kegiatan sosial, edukatif, keagamaan, dan pemberdayaan ekonomi. Ia berharap keberadaan mahasiswa tidak hanya menjadi simbol kegiatan akademik, tetapi benar-benar bisa memberi warna dan dampak positif langsung bagi warga sekitar.

Usai wawancara, tim melanjutkan kegiatan dengan mengfiksasi rumah yang akan digunakan sebagai posko tempat tinggal selama pelaksanaan KKN. Lokasinya berada tepat di Dusun Lempuyangan. Mahasiswa mengecek kondisi rumah, memetakan fasilitas yang tersedia, serta mendata barang-barang apa saja yang belum ada dan perlu dibawa dari luar. Suasana akrab dan penuh tawa bersama Bapak Yanto menjadi bagian tak terpisahkan dari proses persiapan ini, yang sekaligus menunjukkan mulai terbangunnya kedekatan emosional antara tim mahasiswa dan pihak dusun.

Pemilihan fokus program kerja di Dusun Lempuyangan merupakan bagian dari arahan langsung Kepala Desa Gebugan. Menurut instruksi tersebut, dusun inilah yang perlu mendapat perhatian lebih agar tidak tertinggal terlalu jauh dari wilayah lainnya. Namun demikian, Koordinator Desa Posko 110, Kathon Bagas Pangestu, menyampaikan bahwa meskipun Lempuyangan menjadi titik utama kegiatan, tim tetap berkomitmen untuk membuat program kerja yang juga mencakup seluruh wilayah Desa Gebugan. Ia menegaskan bahwa pengabdian harus inklusif dan merata, tanpa melupakan kebutuhan warga di dusun-dusun lainnya.

Kegiatan Survey Posko Part 2 ini menjadi langkah konkret Tim Posko 110 dalam membumikan semangat pengabdian. Bukan hanya turun ke lokasi secara fisik, tetapi juga turun menyelami dinamika masyarakat, mendengar harapan mereka, dan mulai menyusun program berbasis kenyataan lapangan. Dengan demikian, pengabdian yang dijalankan bukan hanya menjadi kewajiban akademik, melainkan menjadi bagian dari proses belajar sosial yang hidup dan bermakna.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama